kesendirian tingkat ke duapuluh tiga

kerlip kota dari lantai duapuluh tiga
hanyalah ruang kosong tanpa siapa-siapa
kedap diam
menelan lenyap setiap tanya yang kulautkan dalam hampar gurun malam
merunduk sia-sia

entah berapa bulan yang terjatuh pecah di jendela
lelehnya rundung perlahan luruhkan dedebuan
kuraih dagu kelam yang tunduk di wajahku
tetapi jemari bertemu wajahnya sendiri pada bingkai kaca jendela

di ketinggian ini segala anjak selesaikan lingkarnya
aku seteru dadaku selesaikan peperangannya
datang kalah atau menang hanya di permainan
di medan dada ini nadir segala hanya ada compang.


Alila, lt.23, 2004

Comments