kafein dan cinta

siapakah debar gigil yang merasuki hari, dada dan jemari
hanya secangkir kopi dan taplak berbercak cinta
keduanya berebut mengakui

barangkali noda kecoklatan di bajumu hendak bersaksi
tentang keringat dingin sepotong lemon dan ketukan di meja kaki
kita sulam seuntai stomp bersama detik, denting, dan kipas angin
pada jarak-jarak benak ketika senyap tergunting

terjaga hingga lagunya tandas di ampas hangat
kafein dan cinta mengembara di sungai sungai aorta
melanglang mencari celah lepasnya kembali
mengantri terbang berkendara uap peluh di pori
selagi bulan lengah tertawan di senyum atap tersembunyi

Comments