Perempuan yang Menguntit Tengah Hari
:Ucu Agustin
jam berapa sekarang? tanya perempuan asing kepada sesamanya
--belum jam 12 siang
dua perempuan berkenalan sebelum pernah berpapasan. Dari kejauhan mereka telah saling mengenal seakan sepanjang zaman.
karena satu ketidak-asingan:bayangan.
Karena kau dikuntit kebohongan dan kebohongan adalah bayang-bayang.
sementara aku berkutat melepaskan dari bayang-bayang sampai nyaris tertelan kelam.
kita menanti jarum menikamnya hilang di rembang siang.
Dua perempuan bertemu di satu percikan terang berusaha lolos dari
kebohongan. yang lekat seperti bayangan kelam yang tak sanggup terlepas
walau ronta hingga pengap telah mengembun jadi marah dan dendam. tertawan
jerat kuntitnya padat. mengusik seperti gatal yang gigih di tengah pening
kakofoni jalanan.
Pada puncak jenuhnya sesak berkepanjangan rasa lepas itu seakan datang.
Walau hanya seakan-akan. Dari seketika kematian sejenak indera, kematian
rasa. jatuh berdamai sesak-sesak itu mereda
mereka seakan memaafkan: bayang kebohongan.
Bayang-bayang terus ruah beranak pinak dari kausalitas kecintaan perempuan
pada rembang matahari.
Dalam hamil harap di detak kulminasi hari, kemerdekaan itu menanti.
sembari langkah kaki menusuk nusuk seperti duri ketika mekar akar-akar dari
jemarinya bersuluran menancap-nancap pada bumi
semakin berat setapak demi setapak lagi
jam berapa sekarang? tanya perempuan asing kepada sesamanya
--belum jam 12 siang.
disonansi waktu yang enggan beranjak justru ketika gelisah menjerat dalam
menunggu. Terperangkap lelehan dialog bergaung diantara sapa dua perempuan.
semuanya dimulai dari kesungguhan, kata satu perempuan asing terhadap
perempuan lain
menghampiri matahari terlalu pedih menyengat untuk sebuah ketidakseriusan.
semuanya selalu tengadah dari kesungguhan.walau akhirnya: kebutaan
--Tetapi semuanya diawali dari permainan, kata perempuan asing kepada
sesamanya
permainan yang mengisi ruang tunggu kesungguhan
atau permainan menyusun kembali pecah kesungguhan yang hangus. Lalu pecah
itu berantai dari satu permainan ke hangus kesungguhan demi kesungguhan
lain.
terus menguntit matahari sembari tak berdaya terus dikuntit bayang-bayang.
dua perempuan, menempuh dua jalan, bertemu di satu simpangan
: karam
segala diantaranya berhenti di debar menanti kulminasi cahaya.
lekat bayang kebohongan perlahan menipis di jelang rembang terang. semakin
perih, semakin mendidih
jam berapa sekarang? tanya perempuan asing kepada sesamanya
--belum jam 12 siang.
Oktober 2003
jam berapa sekarang? tanya perempuan asing kepada sesamanya
--belum jam 12 siang
dua perempuan berkenalan sebelum pernah berpapasan. Dari kejauhan mereka telah saling mengenal seakan sepanjang zaman.
karena satu ketidak-asingan:bayangan.
Karena kau dikuntit kebohongan dan kebohongan adalah bayang-bayang.
sementara aku berkutat melepaskan dari bayang-bayang sampai nyaris tertelan kelam.
kita menanti jarum menikamnya hilang di rembang siang.
Dua perempuan bertemu di satu percikan terang berusaha lolos dari
kebohongan. yang lekat seperti bayangan kelam yang tak sanggup terlepas
walau ronta hingga pengap telah mengembun jadi marah dan dendam. tertawan
jerat kuntitnya padat. mengusik seperti gatal yang gigih di tengah pening
kakofoni jalanan.
Pada puncak jenuhnya sesak berkepanjangan rasa lepas itu seakan datang.
Walau hanya seakan-akan. Dari seketika kematian sejenak indera, kematian
rasa. jatuh berdamai sesak-sesak itu mereda
mereka seakan memaafkan: bayang kebohongan.
Bayang-bayang terus ruah beranak pinak dari kausalitas kecintaan perempuan
pada rembang matahari.
Dalam hamil harap di detak kulminasi hari, kemerdekaan itu menanti.
sembari langkah kaki menusuk nusuk seperti duri ketika mekar akar-akar dari
jemarinya bersuluran menancap-nancap pada bumi
semakin berat setapak demi setapak lagi
jam berapa sekarang? tanya perempuan asing kepada sesamanya
--belum jam 12 siang.
disonansi waktu yang enggan beranjak justru ketika gelisah menjerat dalam
menunggu. Terperangkap lelehan dialog bergaung diantara sapa dua perempuan.
semuanya dimulai dari kesungguhan, kata satu perempuan asing terhadap
perempuan lain
menghampiri matahari terlalu pedih menyengat untuk sebuah ketidakseriusan.
semuanya selalu tengadah dari kesungguhan.walau akhirnya: kebutaan
--Tetapi semuanya diawali dari permainan, kata perempuan asing kepada
sesamanya
permainan yang mengisi ruang tunggu kesungguhan
atau permainan menyusun kembali pecah kesungguhan yang hangus. Lalu pecah
itu berantai dari satu permainan ke hangus kesungguhan demi kesungguhan
lain.
terus menguntit matahari sembari tak berdaya terus dikuntit bayang-bayang.
dua perempuan, menempuh dua jalan, bertemu di satu simpangan
: karam
segala diantaranya berhenti di debar menanti kulminasi cahaya.
lekat bayang kebohongan perlahan menipis di jelang rembang terang. semakin
perih, semakin mendidih
jam berapa sekarang? tanya perempuan asing kepada sesamanya
--belum jam 12 siang.
Oktober 2003