secarik gerimis di dada senja

menyusur terbata
catat bincang keremangan
membuka lipat sepah kertasnya
atas namamu yang dieja debu
inisialku terhapus setapak waktu

rintik mata kita terlalu asam
untuk serat-serat helaian
merobek tatahan benak disimpan kenang
seperti melongsor hati pasir ke deras hujan