memoar air
mendesis gunjing di gemawang
menyusun sobek catatan lagu yang saling temu
pada cabik cabik serpih merdu menggayut kuyu
dalam kenang seketika endap tentang geming air
linang embun di daun ranggas dan ranting ranting
coretan buram cair tentang bebatuan pecah
kisah yang menulahi keriuhan sepi
dalam gumpal menggumpal endap yang jenuh mendaki
awan awan masih mengenang
sejarah alir yang tak menentang larut
berserah pada tuang, kelok dan tumpah
mendidih marah hingga menyurut
membasuh
awan awan masih merenggang
di gesek perih dan rapuh jelaga ingatan
dalam lenyap rupa dan bias pantul setiap nyala
awang uap terhukum basah
melembab
awan awan masih menangis
mengapung terbelenggu cair mengalur
dalam hakekatnya yang bersayap
melayang namun diam memilih jatuh
luruh
Jakarta,28 april 2003
mendesis gunjing di gemawang
menyusun sobek catatan lagu yang saling temu
pada cabik cabik serpih merdu menggayut kuyu
dalam kenang seketika endap tentang geming air
linang embun di daun ranggas dan ranting ranting
coretan buram cair tentang bebatuan pecah
kisah yang menulahi keriuhan sepi
dalam gumpal menggumpal endap yang jenuh mendaki
awan awan masih mengenang
sejarah alir yang tak menentang larut
berserah pada tuang, kelok dan tumpah
mendidih marah hingga menyurut
membasuh
awan awan masih merenggang
di gesek perih dan rapuh jelaga ingatan
dalam lenyap rupa dan bias pantul setiap nyala
awang uap terhukum basah
melembab
awan awan masih menangis
mengapung terbelenggu cair mengalur
dalam hakekatnya yang bersayap
melayang namun diam memilih jatuh
luruh
Jakarta,28 april 2003