"hampir jam enam sore"


gemeretuk gigi senja terngilu di kerat angin
angin yang berwarna kelam menuju hitam
diwarnai dedaunan yang bertepuk dalam gradasi nirmana
nirmana mengerut hari berpendar di gementing gelas gelas kaca bernoda
gelas yang sudah merengek pinta dituangi lagi oleh sejuk kerlingan malam
dari bibir bibir hangat yang terpecah lelah tanpa dihapuskan naung di pojok ruang
satu hari lagi sapaan kala yang bercahaya itu tuntas diabaikan kedinginan di bawah atap atap
digantikan pendar pendar optis yang diam diam berkedip diseperseratus waktu yang tak jemu jemu

ini ruang hariku, terkantuk lagi di setengah cahaya menanti
siang yang tak terik, malam yang menemaram sendu di pendar lampu lampu
gelas gelas yang kosong bernoda itu berdenting denting lagi..
kali ini tuangi rindunya dengan janji akan pulang sebelum kepucatan sabit meninggi

tak lagi menggantikan langit intan dengan eternit sunyi


:kantor lama, 19 desember 2002