anggaplah aku hantu

anggaplah aku hantu
peri pencuri yang bersayap duri
keji mencabik langit
hanya dengan mengepak sekali

anggaplah aku hantu
jika itu memudahkanmu
membangun pagar hati
supaya tak lagi aku menikammu

anggaplah kau berjumpa hantu
tatkala mencari
lupakan bahwa kau yang pernah datang menghampiri
bukan salahmu jika ternyata ku hanyalah hantu
tanpa sengaja merampok cerah mataharimu
dengan semata hakekatku

anggaplah aku hantu
karena hantu tidak mengerti
demikian pun sukar kau kan mengerti

aku hantu
yang mungkin melukaimu abadi
namun tak pernah aku membenci
hatimu yang berdarah karena aku