mendengarnya lagi setelah sekian lama
masih saja dengan ketukan yang sama
tengadahku dan hela nafas panjang yang tak usai usai

tak mengerti mengapa masih hanya rindu yang abadi
walau jejaknya telah dihapuskan hujan getir berlaksa laksa

ia yang telah jadi abu diam diam tanpa kuketahui
terserak terbang dan dalam doa doaku yang kuucapkan adalah
melupakan wajah hatinya yang kuingat ketika belum ia terlanjur jadi abu
lebur terserak jadi satu dengan udara yang kuhirup..