kelopak mawar di jendela
suatu hari di jendela terjatuh kelopak mawar aksara
kupanggil angin merenda titian dan melayarkannya pulang
di keesokan hari kutemukan ia lagi
terjatuh di tirai bersama embun
menghias kaca dan titik titik airnya melelehkan makna
yang menarik ingin hingga keesokan pagi
kala kutemukan lagi tak hanya setunggal helai mimpi
berlaksa kelopak mawar aksara yang beterbangan di ambang jendela
bertutur seperti sungai..
hujan kelopak mawar aksara mengembarai bingkai bingkai jendela
mengeja nama demi nama untukku dan mengetuk kaca kaca ruang
setiap pagi
semakin deras berlaksa selimuti hari hari..
sekali itu kubuka jendela dan merabai langit
mencari hamparan mawar yang gugurkan kelopaknya
yang kutemui adalah kelam rahasia yang sembunyikan kembara
tetapi menatah cinta ke setiap kelopak aksara
terlalu deras hujan itu menghalang mata
hanya rinai manis kelopak berjatuhan itu mendentumkan ritmis kata
terukir di langit yang tersaput wangi hamparan bunga
"..naiklah ke langit, kau Matahari yang bersembunyi"
suatu hari di jendela terjatuh kelopak mawar aksara
kupanggil angin merenda titian dan melayarkannya pulang
di keesokan hari kutemukan ia lagi
terjatuh di tirai bersama embun
menghias kaca dan titik titik airnya melelehkan makna
yang menarik ingin hingga keesokan pagi
kala kutemukan lagi tak hanya setunggal helai mimpi
berlaksa kelopak mawar aksara yang beterbangan di ambang jendela
bertutur seperti sungai..
hujan kelopak mawar aksara mengembarai bingkai bingkai jendela
mengeja nama demi nama untukku dan mengetuk kaca kaca ruang
setiap pagi
semakin deras berlaksa selimuti hari hari..
sekali itu kubuka jendela dan merabai langit
mencari hamparan mawar yang gugurkan kelopaknya
yang kutemui adalah kelam rahasia yang sembunyikan kembara
tetapi menatah cinta ke setiap kelopak aksara
terlalu deras hujan itu menghalang mata
hanya rinai manis kelopak berjatuhan itu mendentumkan ritmis kata
terukir di langit yang tersaput wangi hamparan bunga
"..naiklah ke langit, kau Matahari yang bersembunyi"