>serpihan cermin 2

maut seperti menabrakku hari ini
tak hanya seperti berpapasan dengan sepercik kasih
dalam keserupaan dengan maut memeluk hidup

ia tidak segambar bayang kelam dengan sabit dan mata kejam
namun hujan deras akan panggilan kecintaan
hantam meremukkan dengan tangis kerelaan
tak terperi kesetiaan memandang

di setiap sapa ia telah menumbuk sanubari
dalam keras hatiku menahan rindu berulang kali diremuknya
sakit, rindu, letih, hampa, berontak hasrat..
apa yang harus kututur padanya selain aksara diam
apakah maaf? ungkapan cinta?
ataukah amarah menggugat makna setiap untai bertanya
senandung rindu dan memanggil nama kekasih..
tak ada yang cukup untuk menyapa kembali dalam bahasa
atau segala pralambang jejak jiwa
sebuah tepuk manis di bahu
oleh jari jemari yang menyublim dalam bias maut
di detik berlalunya hari