tampias

ada sedak yang getir setiap kali aku merentang tangan. ada rajam cekam setiap kali aku menyerahkan kerawanan. membuka dan menurunkan pertahanan. merentang dekapan menerima segala keasingan untuk mendekam. ada tikam dingin kehampaan dan kegelisahan dalam peluk yang dihamparkan menunggu jawaban. gapaian yang menanti gapai berantaian. Dalam sadar segala yang segera tertelan lenyap seketika ia diberikan

berjaga di bongkah sadarmu yang menyerap segala rasuk dalam dirimu, namun di dalamnya serat seratmu perihkan. karena segala terserap pada lobang-lobang gamangmu. namun dirimu tiada setetespun luap ke segala yang datang padamu.
kau menghisap bukan meluapkan. kau meniris bukan menenggelamkan. kau menjarah.

legam adalah bola matamu, karena padanya cahaya diserap bukan dipancarkan. Sesak adalah sekat-sekat berbaris yang kutelusur dalam kapiler dirimu. rantai-rantai sekap tahanan dan tawanan bermekar di ruang-ruang kosong antara hadirmu dan aku. peperanganmu dengan mu yang membeku disitu. peperangan yang tiada hadir untukku namun derap hingarnya menggaung gaung dan menghantu di telingaku ketika lembab turun di kulitmu.kuendus wangi itu dalam pejam dekap yang menunggu.

jantungku lumat di lumpang nyeri batu

Comments