pintu

Dentam pintu ini selapis tabir sadar
memadat pelan
dalam sedak terjaga di ruang-ruang asing
melukis atap tudung benak
mati rasa langgari dinding berhitung detak
terjangnya tak pernah kembali
tak juga murah hati menanti

siapakah dari padaku
yang membawa tiba di pintu pintu
merabai ketuk dan lubang kuncinya
lalu memilih membuka atau menutup
melangkah masuk atau tinggalkan pergi
atau mengunci diri

telah kutembus daun daun pintu
melanglang tanpa mengintip atau mengetuk
terlebih dulu
dan enggan kumengerti
kelana ku diantara rangka demi rangka
ruang-ruang tak berpintu yang tiada terpeta

labirin berpintu nebula itu sukma
jendela retak mengirim penunjuk jalannya
untuk pintu yang ternganga
sekali musim bergantian akan tutup dan buka
di mana aku tiba ketika titik itu berada?


Turangga,13 Mei 2003