>Lagu untuk hari ke tujuh

aku terlahir sedih. itu lah yang kudendangkan ketika reed* bergetar di bibirku dan dengung dari instrumen kuningan itu merasuk ke jantungku. metronom di ruang kedap ini tak lagi membantuku bertutur dalam irama yang dimengerti.
aku tersendat membaca not balok. Mungkin hanya daya tangkap belajarku yang buruk namun aku juga tak ingin mengkhianati diri memasukkan nada nada itu ke dalam hatiku dan mengingkari yang ingin mengalir keluar dari dalam.

"hafalkan not not itu!" laki laki itu kesal padaku di depan partitur nya sendiri.

Tertunduk aku sembunyikan diri dengan mengusap mouthpiece*. Terkubur lembar lembar titi nada yang harus kurangkai di benak dan kutiupkan dengan benar... sementara partitur asing terlanjur teretsa di dadaku dan hanya itu yang selalu kubaca dan kubaca dalam denging paling sumbang, atau pecahnya serpihan reed yang harus diganti, dan katup katup yang perlu kulumasi.

sigh* untukku adalah musik, dan denyut jantungku adalah metronom yang tak pernah mengkhianati.
nada sumbang adalah juga nada. dan sepanjang minggu satu oktaf lagi berlalu untuk hitunganku merangkai musik sepanjang waktu sejak aku mulai mengenang hidup dan yang terkenang pertama kali selalu adalah.. "aku terlahir sedih."