Kesetunggalan jiwa

aku menyukai jalanan bergulir di kegelapan
mengurut nadi malam dan berjam jam mengapungi benak
seperti pemanjaan diri yang berkepanjangan
menjala tabur cahaya seperti tebas bedak di beludru pekat

aku menyukai kegelapan dan debu debu kehingan
mengikuti kunang kunang yang terbakar nyala
mati megah tanpa bayang bayang

aku menyukai keterasingan di burai hening
dan gandeng tangan tanpa hingar bingar gelora
hanya tenang di setapak lorong diterangi dian
sebuah jalur kosong antara ruang yang selalu kulalui
ketika aku mulai rindukan kesetunggalan jiwa